TANTANGAN DIAGNOSTIK DAN PENATALAKSANAAN NEUROMYELITIS OPTIC SPECTRUM DISORDER: SEBUAH SERIAL KASUS

Abstrak

Pendahuluan: Neuromyelitis Optic Spectrum Disorder (NMOSD) merupakan penyakit inflamasi sistem saraf pusat langka yang terdiri dari neuritis optik dan myelitis transversa. Diagnosis ditegakkan dengan kombinasi manifestasi klinis, pemeriksaan serologi antibody Aquaporin-4, dan pencitraan. Penatalaksanaan meliputi steroid, plasma exchange, dan agen imunosupresan. Meskipun sudah diterapi, NMOSD dapat menyebabkan sekuel dan komplikasi berat pada kasus yang tidak responsif. Laporan Kasus: Kami melaporkan tiga pasien wanita dewasa dengan NMOSD antibodi AQP4 positif. Kasus pertama rujukan dari Rumah Sakit Daerah dengan kebutaan kedua mata dan tetraparesis dengan periode kekambuhan dan remisi sejak 4 tahun sebelumnya. Kasus kedua rujukan dari Rumah Sakit Daerah dengan kebutaan mata kanan menetap sejak 3 tahun disertai penurunan pengelihatan mata kiri dan paraparesis onset akut. Kasus ketiga datang langsung ke RSUP Dr. Sardjito dengan penurunan pengelihatan unilateral dan tetraparesis onset akut. Pemeriksaan CT scan kepala dilakukan pada kasus pertama dan kedua dengan hasil normal, sementara gambaran MRI medulla spinalis pada ketiga kasus menunjukkan long extensive transverse myelitis. Ketiga pasien mendapat terapi metilprednisolon intravena, imunosupresan berupa azatioprin atau asam mikofenolat, dan dilanjutkan dengan plasma exchange pada kasus pertama dan kedua. Tidak didapatkan perbaikan klinis yang signifikan pada ketiga kasus setelah mendapat terapi. Kesimpulan: Ketiga kasus memiliki manifestasi neuritis optik dan myelitis transversa, dua diantaranya merupakan rujukan dari Rumah Sakit Daerah. Terbatasnya akses pemeriksaan antibodi AQP4 dan MRI masih menjadi tantangan dalam mendiagnosis NMOSD yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis. Klinisi harus mencurigai NMOSD pada kasus dengan manifestasi neuritis optik dan myelitis.