Editorial

Penulis

  • Ramdinal Aviesena Zairinal Neurona

DOI:

https://doi.org/10.52386/neurona.v39i3.427

Abstrak

Edisi kali ini ditandai dengan artikel menarik mengenaik cedera otak traumatik. Kecelakaan lalu lintas masih menjadi penyebab utama cedera otak traumatik di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju yang menunjukkan bahwa peristiwa jatuh (fall) menduduki peringkat pertama penyebab cedera otak traumatik. Fakta tersebut juga didukung dengan penggunaan obat-obat antikoagulan, terutama oleh pasine lanjut usia. Berbeda halnya dengan di Indonesia, yang sebagian besar pasien cedera otak traumatik merupakan laki-laki usia produktif. Akibatnya, selain disabilitas yang bisa terjadi, terdapat dampak sosial ekonomi yang serius. Pasien tersebut menjadi kesulitan bekerja dan mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Secara definisi, segala jenis gangguan fungsional atau struktural di otak akibat proses trauma berupa energi dari luar tubuh termasuk dalam cedera otak traumatik. Hal ini menekankan bahwa terminologi cedera kepala sudah kurang tepat lagi digunakan dalam praktik sehari-hari karena fokus dari masalahnya adalah otak secara spesifik, bukan kepala. Dengan demikian, penilaian klinis pada pasien cedera otak traumatik tidak hanya sebatas abnormalitas pada radiologi, tetapi jauh yang lebih penting juga pada fungsi otaknya. Pada beberapa kasus, hasil CT scan tidak menunjukkan lesi struktural yang bermakna, tetapi pasiennya mengalami nyeri kepala kronik, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, atau gangguan mood. Hal lain yang menarik dari cedera otak traumatik adalah mekanisme trauma yang dialami oleh pasien dan hubungannya dengan gangguan yang didapat. Hal ini yang disebut sebagai biomekanisme penting untuk diketahui oleh para klinisi yang merawat pasien karena seringkali data anamnesis dari pasien atau orang lain tidak selalu akurat. Lebih jauh daripada itu, bisa jadi ada kepentingan tertentu dari dari pihak pasien atau lainnya untuk memanipulasi mekanisme trauma. Oleh sebab itu, dengan menguasai pengetahuan ini, dan didukung kemampuan klinis yang adekuat, klinisi bisa mengambil langkah bila terdapat ketidaksesuaian antara mekanisme trauma dengan cedera yang didapat.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Ramdinal Aviesena Zairinal, Neurona

   

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-06-15

Cara Mengutip

Aviesena Zairinal, R. (2022). Editorial. NEURONA, 39(3), i. https://doi.org/10.52386/neurona.v39i3.427

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama