Hubungan Antara Glasgow Coma Scale dan Lama Rawat Pasien Cedera Kepala di Maluku Utara

Abstrak

Pendahuluan: Cedera kepala sering disebut sebagai silent epidemic karena menjadi masalah kesehatan dan penyumbang kematian dan kecacatan secara global. Dampak dari memanjangnya lama perawatan pasien cedera kepala dapat bermanifestasi dalam bentuk medis dan ekonomi baik untuk pasien maupun rumah sakit. Penelitian dengan topik tersebut belum pernah dilakukan di Maluku Utara.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara GCS dan lama rawat pada orang dewasa dengan cedera kepala di Maluku Utara.

Metode: Studi analitik retrospektif ini menggunakan rekam medis pasien cedera kepala dewasa yang terdaftar di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie, Ternate dari Januari-Juni 2021. Data diambil berdasarkan usia, jenis kelamin, GCS awal, kondisi patologi, tatalaksana (medis/bedah), luaran pasien, dan lama rawat diperoleh dan dianalisis menggunakan pendekatan uni- dan multivariabel.

Hasil: Dari 87 pasien didapatkan 64 pasien yang dimasukkan dalam analisis, dengan usia rerata ± SD (33 ± 15,3), kebanyakan laki-laki (59,4%), didiagnosis dengan cedera kepala ringan (84,4%), dirawat dengan EDH (4,7%), tatalaksana medikamentosa (92,2%), rerata lama rawat ± SD (3,67 ± 3,47), dan (1,6%) meninggal di rumah sakit. Uji Spearman menunjukkan uji korelasi negatif yang kuat antara GCS dan LOS (ß = -0,520, p <0,001). Analisis regresi multivariabel mengidentifikasi GCS berhubungan signifikan dengan LOS (β=-0,430, 95%CI: [-0,758] – [-0,103]).

Diskusi: Glasgow coma scale secara signifikan dan independen terkait dengan lama rawat dibandingkan dengan faktor-faktor lain.

 Kata Kunci: Cedera kepala, Glasgow coma scale (GCS), Lama perawatan