HUBUNGAN APOE-4 DAN JENIS KELAMIN DENGAN FUNGSI BAHASA DAN MEMORI PADA LANSIA

Abstrak

Latar Belakang: Angka permasalahan gangguan otak degenerative pada usia lanjut terus meningkat, menyebabkan
penurunan fungsi kognitif. Alel APOE-4 yang secara global memiliki estimasi prevalensi 3-41% merupakan salah
satu faktor risiko genetik terkuat untuk penyakit demensia Alzheimer yang umumnya memiliki gejala pertama penurunan
fungsi memori.

Tujuan: Mengetahui hubungan antara gen APOE-4 dan jenis kelamin terhadap fungsi kognitif khususnya domain
bahasa dan memori. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan desainpotong lintang. Pengambilan
data dilakukan selama bulan September 2019. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 orang yang merupakan lansia
(berusia ≥ 60 tahun). Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner, penilaian fungsi kognitif (menggunakan
Boston Naming Test dengan nilai cut-off <13 serta delayed free recall dengan cut-off <6 dikatakan sebagai gangguan), serta
pemeriksaan laboratorium genotipe APOE-4. Uji analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-square.

Hasil: Didapatkan usia rata-rata dari responden adalah 66,78 tahun dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan
(72,2%). Sebanyak 27,8% responden ditemukan miliki gen APOE-4 positif, memiliki gangguan fungsi bahasa 24,7% dan
gangguan memori 46,4%. Hasil analisis data menunjukkan secara independen ditemukan adanya hubungan antara gen
APOE-4 dengan fungsi bahasa (p = 0,004;) serta jenis kelamin dengan fungsi bahasa (p = 0,014), dan fungsi memori (p =
0,042).

Diskusi: Terdapat hubungan bermakna antara gen APOE-4 dengan fungsi bahasa serta jenis kelamin dengan fungsi
bahasa dan memori.

Kata kunci: APOE-4, bahasa, gender, kognitif, memori