FAKTOR PROGNOSIS: TUMOR OTAK PRIMER DAN SEKUNDER

Penulis

  • Kusumo Dananjoyo
  • Rusdy Ghazali Malueka
  • Briliansy

DOI:

https://doi.org/10.52386/neurona.v41i5.866

Abstrak

Tumor otak merupakan kelompok penyakit dengan heterogenitas biologis dan klinis yang tinggi, sehingga prognosis sangat bervariasi meskipun diagnosis histopatologis serupa. Penentuan prognosis yang akurat berperan penting dalam pemilihan terapi yang sesuai, pencegahan overtreatment maupun undertreatment, serta perencanaan perawatan paliatif dan suportif. Berbagai faktor prognostik memengaruhi kesintasan pasien, meliputi faktor klinis (usia, status fungsional, lokasi tumor, dan derajat reseksi), radiologis (ukuran, edema, pola penyangatan, difusi dan perfusi MRI), histopatologis (derajat WHO, subtipe histologi), serta biomolekuler (IDH mutation, 1p/19q co-deletion, MGMT promoter methylation, ATRX loss, EGFR amplification, TERT mutation). Pada high-grade glioma, status IDH mutan, MGMT termetilasi, dan ko-delesi 1p/19q berkorelasi dengan prognosis lebih baik, sementara peran microRNA seperti miR-15b dan miR-221 semakin diakui sebagai penanda biologis potensial. Pada meningioma, tingkat reseksi total (Simpson derajat 1–3) menurunkan risiko kekambuhan dibanding reseksi subtotal, sedangkan pada metastasis otak prognosis ditentukan oleh usia, Karnofsky Performance Status, jumlah lesi, serta kontrol tumor primer. Dengan demikian, estimasi prognosis bukan hanya sekadar angka kesintasan, melainkan landasan penting dalam perancangan terapi individual, alokasi sumber daya, dan komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, yang pada akhirnya mendukung implementasi terapi personalisasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan pasien.

Kata Kunci: Faktor prognostik, glioma, meningioma, metastasis otak, tumor otak

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2025-12-02

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama