PERAN ANALISIS SUARA DALAM DETEKSI DINI KOGNITIF PADA LANSIA: STUDI PENDAHULUAN
DOI:
https://doi.org/10.52386/neurona.v41i4.615Abstrak
ABSTRAK
Pendahuluan: Peningkatan angka harapan hidup membuat pentingnya kemampuan kognitif lansia. Kebutuhan diagnosis hendaya kognitif dengan waktu cepat membuat instrumen yang tersedia saat ini menjadi tidak sesuai. Standarisasi dari penggunaan analisis suara untuk penialian kognitif dibutuhkan untuk diagnosis yang cepat.
Tujuan: Mengetahui hubungan komponen suara dengan hendaya kognitif pada lansia.
Metode: Penelitian potong lintang yang bersifat deskriptif dan analitik pada lansia usia > 60 tahun yang tidak memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran. Dari total 107 lansia yang memenuhi kriteria inklusi akan dilakukan pemeriksaan kognitif menggunakan MoCA-INA dan dikategorikan menjadi kelompok normal dan dengan hendaya kognitif.
Hasil: Sebagian besar responden penelitian berusia 61 – 70 tahun (57,9%), tidak rapuh (93,5%), memiliki multimorbiditas (60,74%), memiliki kebiasaan berolahraga (66,4%) dan memiliki frekuensi formant 1 (F1) vokal /e/ <500,9 Hz (50,5%). Hasil analisis univariat menunjukkan F1 vokal /e/ dengan variabilitas yang sangat tinggi (107041,294) dan analisis compare means pada F1 vokal /e/ dengan hubungan yang signifikan (p=0,034).
Diskusi: Sebagian besar lansia pada penelitian ini tidak memiliki hendaya kognitif. Terdapat hubungan antara F1 vokal /e/ dengan hendaya kognitif pada cut=off skor MoCA-INA 22. Tidak terdapat hubungan antara usia, kebiasaan olahraga, multimorbiditas, frekuensi fundamental vokal /a/ dan /e/, amplitudo vokal /a/ dan /e/, F1 dan F2 vokal /a/, serta F2 vokal /e/.
Kata Kunci: analisis suara, forman 1 (F1), hendaya kognitif, lansia