Pengaruh Pemberian Terapi rTMS dengan Kualitas Tidur Pasien Post Stroke Iskemik
DOI:
https://doi.org/10.52386/neurona.v40i3.602Abstrak
ABSTRAK
Latar belakang: Stroke merupakan penyebab kematian dan disabilitas terbanyak kedua di dunia. Salah satu komplikasi stroke adalah gangguan tidur. Selain pemberian medikamentosa, repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (rTMS) merupakan salah satu alternatif terapi untuk mengatasi gangguan tidur.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh pemberian terapi rTMs dengan kualitas tidur pasien post stroke iskemik di RS Dr. M. Djamil Padang.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional study yang dilakukan di Poliklinik Neurologi RS Dr. M. Djamil Padang selama bulan Agustus 2023-Februari 2024. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Stimulasi high frequency rTMS diberikan pada DLPFC (dorsolateral prefrontral cortex) kiri sebanyak 10 kali. Kualitas tidur dinilai dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Pengaruh antar variabel penelitian diuji secara bivariat menggunakan uji T, uji Mann-Whitney, uji Fisher, dan uji McNemar.
Hasil: Nilai rerata PSQI pada pasien sebelum terapi rTMS adalah 9,83±3,996 dan setelah terapi rTMS adalah 4,13±3,327. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian terapi rTMS dengan perbaikan kualitas tidur pasien post stroke iskemik dengan nilai p <0,001.
Diskusi: Pasien post stroke iskemik yang telah menjalani terapi rTMS mengalami penurunan rerata skor PSQI dengan selisih mean 5,70 dan sebagian besar memiliki kualitas tidur yang baik setelah menjalani terapi rTMS pada penelitian ini (75%). Pemberian high frequency rTMS pada DLPFC kiri meningkatkan rangsangan kortikal dan subkortikal sehingga meningkatkan kualitas tidur.
Kata kunci: rTMS, kualitas tidur, stroke, PSQI.