Hubungan Antara Lokasi Lesi Pada Stroke Akut Terhadap Kejadian Disfagia Di RSUD Dr. Saiful Anwar Provinsi Jawa Timur

Abstrak

Pendahuluan: Disfagia sering terjadi pada stroke akut, berkisar 28-65%, merupakan komplikasi utama paska stroke. Hal ini meningkatkan risiko aspirasi, pneumonia, dan durasi rawat inap. Penelitian sebelumnya menghubungkan stroke akut dengan disfagia, dengan beberapa area otak yang terlibat.

Tujuan: Mengetahui hubungan lokasi lesi dengan disfagia pada stroke akut pada pasien RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur.

Metode mencakup penggunaan kuesioner Swallowing Swallowing Screening (GUSS) untuk mengidentifikasi pasien dengan stroke akut dan disfagia. Analisis menggunakan uji chi-square membedakan lokasi lesi strategis dan non strategis.

Hasil: Data Juli hingga September 2023, didapatkan 35 sampel. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 22 laki-laki (62,9%) dan 13 perempuan (37,1%). Terdapat 25 pasien stroke sumbatan, 10 pasien stroke perdarahan. Pasien stroke sumbatan, hanya satu dilaporkan disfagia. Pasien stroke perdarahan terdapat 2 pasien yang mengalami disfagia. Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa disfagia lebih banyak pada stroke perdarahan dengan lokasi terutama pada hemisfer cerebri dan yang mengalami perluasan intraventricular.

Pada uji statistik antara lokasi (strategis dan non-strategis) dengan disfagia, digunakan Fisher Test. Hasil uji statistik tidak menunjukkan signifikansi antara lokasi lesi dan disfagia, baik pada stroke sumbatan maupun perdarahan, dengan nilai p=1 (p>0,05).

Diskusi: Penelitian ini tidak ada hubungan signifikan antara lokasi lesi dan kejadian disfagia pada pasien stroke akut yang dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar. Hal ini menandakan perlunya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk validasi temuan ini dan pemahaman lebih lanjut terkait faktor-faktor tambahan yang mempengaruhi disfagia pasca-stroke.

Kata kunci: Disfagia, GUSS (Gugging Swallowing Screen), lesi, stroke akut