ANALISA TARIF INDONESIAN-CASE BASED GROUPS (INA-CBGs) STROKE ISKEMIK SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 3 TAHUN 2023

Abstrak

Pendahuluan: Stroke merupakan penyakit katastropik dengan beban biaya tertinggi ketiga di Indonesia. Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) merupakan sistem pembiayaan kesehatan nasional yang masih diterapkan sampai saat ini. Menanggapi inflasi dan ketidaksesuaian biaya rumah sakit (RS) dengan tarif INA-CBGs, pemerintah menyesuaikan tarif INA-CBGs melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 3 tahun 2023.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan biaya RS dengan tarif INA-CBGs sebelum dan setelah implementasi PMK nomor 3 tahun 2023 pada pasien stroke iskemik di rawat inap.Metode: Penelitian observasional analitik ini dilakukan terhadap pasien stroke iskemik dengan kode INA-CBGs G-4-14-x yang menjalani rawat inap di RS Swasta tipe D di Sumatera Selatan. Data dikumpulkan secara retrospektif dari Oktober 2020 hingga Januari 2024.Hasil: Lama rawat merupakan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variasi biaya RS (p = 0.000). Terdapat penurunan selisih negatif yang tidak signifikan antara biaya RS dan tarif INA-CBGs sebelum dan setelah implementasi PMK nomor 3 tahun 2023 (- Rp 1.013.529,17 vs. - Rp 921.871,43; p = 0.113). hari. Kelas III – ringan merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami penurunan selisih negatif secara signifikan setelah implementasi PMK nomor 3 tahun 2023 (- Rp 1.523.590,00 vs. - Rp 606.087,50; p = 0.026), namun masih terdapat selisih negatif baik sebelum maupun setelah implementasi.Diskusi: Penyesuaian tarif INA-CBGs belum cukup untuk membiayai pasien rawat inap yang menderita stroke iskemik di RS Swasta Tipe D. Namun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dilakukan terhadap rumah sakit dengan tipe dan regional yang beragam.Kata Kunci: Biaya Rumah Sakit, Stroke Iskemik, Tarif INA-CBGs