MALFORMASI KAVERNOSA FRONTAL PADA WANITA BERUSIA 36 TAHUN: SEBUAH LAPORAN KASUS

Penulis

  • Made Sebastian Dwi Putra Hardika Program Pendidikan Dokter Spesialis-I Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, Denpasar, Bali, Indonesia
  • Ni Wayan Nurlina Ekasari Departemen Neurologi, RSD Mangusada, Badung, Bali, Indonesia
  • Ida Ayu Sri Indrayani Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, Denpasar, Bali, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52386/neurona.v41i1.589

Abstrak

Latar Belakang: Malformasi kavernosa serebral (CCM) adalah kelainan neurovaskular aliran rendah akibat dilatasi kapiler pembuluh darah serebral yang berdinding tipis sehingga menyebabkan ektravasasi sel darah, dimana menduduki kelainan neurovaskular tertinggi kedua. Kelainan ini berupa lesi dinamis yang dapat berkembang seiring waktu dan sampai saat ini berbagai literatur terkini masih membahas penatalaksanaan ideal dan intervensi terapeutik yang efektif. Laporan Kasus: Seorang perempuan berusia 36 tahun, tanpa riwayat penyakit sebelumnya, mengalami kejang pertama kali dengan pola bangkitan fokal menjadi umum onset motor tonik-klonik. Hasil pencitraan computer tomography (CT) kepala awal menunjukkan gambaran lesi hiperdens dengan minimal edema perifokal pada lobus frontalis kiri. Digital subtraction angiography (DSA) tidak menunjukkan bukti adanya malformasi arteri vena atau developmental venous anomaly (DVA). Pasien didiagnosis dengan CCM tipe I menurut klasifikasi Zabramski dari hasil pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) kepala. Pasien diberikan terapi antikejang dan direncanakan untuk tindakan reseksi CCM sebagai terapi definitif. Pembahasan: Penegakan diagnosis CCM umumnya lebih sulit dibandingkan kelainan neurovaskular lainnya. Pencitraan MRI kepala berperan sebagai modalitas standar baku penegakan diagnosis. Tatalaksana CCM dapat berupa pendekatan konservatif, pembedahan, atau radiosurgery. Perdarahan pada lesi multipel, klinis neurologis awal yang lebih buruk setelah perdarahan, lokasi lesi pada batang otak, dan adanya malformasi vaskular lain terkait berhubungan dengan tingkat morbiditas yang lebih tinggi. Kesimpulan: Deteksi dini CCM dapat mengarahkan pemilihan tatalaksana yang tepat pada pasien. Identifikasi pasien dengan risiko yang lebih tinggi dapat mengoptimalkan waktu intervensi pembedahan diambil sehingga dapat menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas. Kata Kunci: CCM, kavernosa, kejang, malformasi

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2025-06-03