Karakteristik Gambaran Elektroensefalografi Pada Pasien Kejang Pascastroke : Sebuah Studi Retrospektif

Abstrak

Pendahuluan: Stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia yang menimbulkan berbagai komplikasi setelahnya, termasuk bangkitan kejang dan epilepsi. Bangkitan epileptik pascastroke bisa terjadi pada fase akut stroke ataupuan pada fase lanjut dari stroke. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) yang merupakan metode diagnostik non invasif, memegang peranan penting dalam mendiagnosis kejang pascastroke.               Tujuan: Studi retrospektif ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gambaran EEG pada pasien kejang pascastroke               Metode: Penelitian ini menganalisa data EEG pasien kejang pascastroke pada rentang 2019-2023. Kriteria inklusi adalah riwayat stroke yang mengalami kejang motorik dan telah dilakukan EEG, sedangkan kriteria eksklusi adalah riwayat kejang ataupun epilepsi sebelumnya serta mempunyai kelainan metabolik yang berat.               Hasil: Sebanyak 76 pasien kejang pascastroke dianalisa dalam penelitian ini. Sebanyak 78,9% merupakan stroke infark, sedangkan 21,1% merupakan stroke perdarahan. Terdapat 23,7% EEG normal, sedangkan 72,3% sisanya menunjukkan EEG yang abnormal, yang terdiri dari 19,7% EEG abnormal II dan 56,6% EEG abnormal III.               Diskusi: Penelitian ini menunjukkan bahwa kejang lebih banyak ditemukan pascastroke iskemik dibandingkan stroke perdarahan. Karakteristik kejang pascastroke tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (usia, jenis kelamin, klasifikasi EEG, dan abnormalitas EEG). Namun, gambaran sharp-spike wave menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kejang pascastroke iskemik dengan kejang pascastroke perdarahan, dimana sharp-spike wave merupakan salah satu faktor resiko rekurensi kejang pascastroke.               Kata Kunci: Stroke, elektroensefalografi, kejang pascastroke