PERAN SARKOPENIA SEBAGAI FAKTOR RISKO GANGGUAN VISUOSPASIAL PADA LANSIA
DOI:
https://doi.org/10.52386/neurona.v40i2.569Abstrak
Pendahuluan: Gangguan visuospasial, sebagai salah satu bentuk gangguan fungsi kognitif, dapat menjadi indikasi awal terjadinya demensia pada lansia. Sarkopenia, yang merupakan kelainan otot rangka progresif dan menyeluruh, dapat dikaitkan dengan risiko gangguan visuospasial pada lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran gangguan visuospasial dengan faktor risikonya pada lansia di Pusaka Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Metode: Studi ini memiliki desain potong lintang dengan melibatkan 100 responden yang berusia 60 tahun ke atas. Gangguan visuospasial diukur menggunakan instrumen constructional praxis. Lansia dikatakan memiliki gangguan visuospasial jika memiliki skor < 11. Sarkopenia diukur berdasarkan European Working Group on Sarcopenia in Older People 2 (EWGSOP2). Kondisi frailty dinilai berdasarkan Fried frailty phenotype. Kadar gula darah dan kolesterol serum diukur melalui pemeriksaan laboratorium. Analisis bivariat dilakukan menggunakan tes χ2, sedangkan analisis multivariat dilakukan menggunakan binary logistic regression dengan backward conditional analysis. Hasil: Pada penelitian ini, didapatkan 100 responden dengan 50 responden mengalami gangguan visuospasial. Analisis bivariat menemukan adanya hubungan yang signifikan antara sarkopenia dan gangguan visuospasial (p = 0,016; RO = 2,667; 95% IK = 1,188 – 5,985). Analisis multivariat menemukan hasil yang serupa, yaitu adanya asosiasi yang signifikan antara sarkopenia dan gangguan visuospasial (p = 0,017; RO = 2,752; 95% IK = 1,203 – 6,296). Diskusi: Sarkopenia berhubungan secara signifikan dengan gangguan visuospasial. Sarkopenia dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan visuospasial sebanyak 2,752. Kata Kunci: Gangguan visuospasial, Lansia, SarkopeniaUnduhan
Data unduhan belum tersedia.
Diterbitkan
2025-06-03
Terbitan
Bagian
Artikel Penelitian