Transeksi Medula Spinalis Nontraumatik Inkomplit pada Kompresi Medula Spinalis Suspek Metastasis

Abstrak

Pendahuluan: Vertebra merupakan tulang tersering yang menjadi tempat metastasis, dan kompresi medulla spinalis dapat menjadi manifestasi awal keganasan. Insidensi kompresi medulla spinalis cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya angka ketahanan hidup pasien kanker. Kami melaporkan kasus paraparesis spastik pada kompresi medulla spinalis suspek metastasis. Kasus: Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan kelemahan pada kedua anggota gerak bawah dan nyeri punggung bawah, bermula 1 bulan sebelum masuk rumah sakit dan semakin lama semakin memberat. Pasien tampak sakit sedang dan sadar penuh dengan temperatur tubuh 36,4oC, nadi 89 kali per menit, laju respirasi 18 kali per menit, saturasi oksigen 99%, tekanan darah 144/81 mmHg, dan  skala nyeri 7. Pemeriksaan neurologi menunjukkan paraparesis spastik dengan kekuatan otot 1 pada kedua ekstremitas inferior disertai hilangnya sensasi sikap dan getar. Dijumpai gambaran massa di korpus vertebra thorakal 4 hingga 10 dengan massa paravertebral dan destruksi tulang di sekitarnya, disertai invasi ke intrakranial dan ekstrakranial medularis dengan lesi litik di vertebra lumbal 2, dan konsolidasi di segmen apikoposterior pulmo sinistra mengarah pada gambaran massa pulmo pada pemeriksaan computed tomography (CT) myelografi thorakolumbal. Ketorolac, metilprednisolon, dan sitikolin diberikan sebagai terapi. Pasien menunjukkan perbaikan nyeri dalam beberapa hari. Kesimpulan: Kompresi medulla spinalis akibat metastasis merupakan kegawatan onkologi dan paraparesis spastik serta defisit propriosepsi termasuk dalam dampak neurologisnya.