@article{Dewi_Trisnawati_Samatra_2021, title={PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN CHOREA PADA KONDISI HIPERGLIKEMIA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK: LAPORAN KASUS }, volume={39}, url={https://ejournal.neurona.web.id/index.php/neurona/article/view/333}, DOI={10.52386/neurona.v39i1.333}, abstractNote={<p><strong>Pendahuluan:</strong> <em>Chorea</em> diklasifikasikan berdasarkan etiologinya sebagai <em>chorea</em> primer dan sekunder. <em>Chorea</em> primer bersifat idiopatik/ genetik, sementara <em>chorea</em> sekunder terkait dengan infeksi, gangguan metabolik dan endokrin, imunologi, serta obat-obatan. Salah satu gangguan metabolik yang dapat memicu terjadinya <em>chorea</em> adalah kondisi hiperglikemia yang umumnya didapati pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol.</p> <p><strong>Laporan Kasus:</strong> Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke IGD dengan keluhan munculnya gerakan involunter yang tidak ritmis dan tampak seperti gerakan menari pada sepanjang ekstremitas atas kirinya. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus (DM) tipe-2 yang tidak terkontrol dan diketahui hasil glukosa darah sewaktu saat datang ke rumah sakit adalah 926 mg/dL dengan HbA1C 15,4%. Regulasi glukosa darah secara gradual dilakukan oleh bagian endokrinologi dengan rehidrasi dan pemberian drip insulin kerja cepat, didapatkan gejala <em>chorea</em> menghilang dalam 24 jam setelah glukosa darah terkontrol dan dengan penambahan obat antagonis reseptor dopamin.</p> <p><strong>Diskusi:</strong> Hiperglikemia dapat memicu gangguan perfusi pada striatum kontralateral dan terganggunya <em>Gamma Amino Butyric Acid</em> (GABA) sehingga terjadi inhibisi berlebihan terhadap nukleus subthalamikus dan hipereksitasi sistem thalamokortikal. Dalam membuat suatu diagnosis <em>chorea</em>, dibutuhkan evaluasi yang komprehensif yang mencakup riwayat penyakit, pemeriksaan neurologi, tes laboratorium dan pencitraan. Tatalaksana <em>chorea</em> sangat ditentukan oleh etiologi spesifik yang mendasari terjadinya gerakan involunter tersebut.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Sebagian besar kasus <em>chorea</em> atau <em>hemichorea</em> yang diinduksi oleh hiperglikemia non ketotik memiliki prognosis yang baik. Regulasi glukosa darah merupakan terapi yang paling utama, sementara obat-obatan antagonis reseptor dopamin terkadang dibutuhkan pada dalam kasus dimana gerakan involunter tidak dapat diperbaiki dengan optimal hanya dengan penurunan kadar glukosa darah.</p> <p><strong>Kata Kunci: chorea, hiperglikemia non ketotik, gerakan involunter</strong></p>}, number={1}, journal={NEURONA}, author={Dewi, Valentina Tjandra and Trisnawati, Sri Yenni and Samatra, Dewa Putu Gde Purwa}, year={2021}, month={Des}, pages={1-4} }